6.3.13

Minggu Pagi Di Pasar Minggu



Sebenernya kami agak kesiangan buat hunting kegiatan jual-beli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Minggu pagi ini kami musti bangun lebih awal. Bangun subuh dan segera bergegas menuju tempat yang dimaksud. Udara dingin pagi cukup lumayan membuat aku harus mengenakan jaket. Hujan semalam meninggalkan sisa hawa dingin.


Motor diparkirkan dekat gerobak yang menjual kopi dan gorengan. Ibu-ibu dengan perawakan gendut namun kecil mengarahkan motor kami supaya tertata rapih. Segera kami duduk-duduk sambil memesan kopi-susu yang hangat sekedar mengusir hawa dingin. Memperhatikan suasana pasar dan sesekali mengklik shutter kamera. Mata terus mengawasi suasana, awas mengamati momen. Seakan tak ingin ketinggalan momen.



Kami juga sempet ngobrol dengan Ibu yang mengarahkan parkir motor kami. Ia cukup ramah. Di depan kami adalah lapak penjual daging ayam. Sibuk memotong bagian tubuh ayam pesanan pembeli. Sedangkan disamping kami penjual sayuran yang segar-segar seperti baru dipetik kemarin. Bahkan Ibu penjual daging ayam itu mengira bahwa kami wartawan, mungkin ia menilai kami dari kamera yang kami bawa. Dan kami hanya tersenyum saja menanggapi komentar Ibu tersebut.


Tak lama kami beranjak dari tempat ngopi. Mencari momen. Kami tak jalan sendiri-sendiri, selalu berdekatan. Resiko juga kalau jalan sendiri-sendiri, dipepet preman pasar bisa berabe kan urusannya.


Semrawutnya pasar, becek, kumuh, dan penuh sampah bekas sayuran menjadi pemandangan yang umum pasar di negeri ini. Namun inilah denyut nadi perekonomian masyarakat. Transaksi berlangsung dengan dasar tawar menawar, yang kadang sulit dijumpai di era yang serba monopoli seperti di minimarket, supermarket dan mal-mal lainnya.



Lampu-lampu lapak mulai padam. Langit juga sudah mulai cerah. Malam bertransformasi menjadi siang melalui pagi. Kegiatan pasar juga sudah mulai surut. Transaksi mulai memudar. Terpal-terpal lapak mulai dibereskan. Dan petugas kebersihan mulai menyapu sampah-sampah sisa-sisa barang dagangan. Semua membawa hasil jual-beli kali ini. Mengikatnya dijok belakang motor atau mengangkutnya dengan mobil angkot. Dibawa pulang untuk menyiapkan menu keluarga atau menjualnya kembali.


Dan kami pun bergegas meninggalkan pasar ini.

See more our photos at katalensa.com and follow @katalensa

Tidak ada komentar: