23.12.13

Cibodas Horticultural Market


Pasar Cibodas yang terletak di dekat pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango dan Kebun Raya Cibodas merupakan pasar tradisional. Tidak hanya jajanan cemilan tradisional juga banyak dijual di pasar ini, tapi juga aneka macam hasil pertanian, seperti sayur mayor, buah-buah dan juga hewan pengerat seperti kelinci.

Tak dipungkiri, hawa sejuk dan tanah pegunungan di daerah Puncak, Cibodas, dan Cipanas, sebagai penghasil hortikultura. Sayuran semacam: wortel, lobak, mentimun, sawi, daun lettuce, cabe, kentang, juga buah-buahan seperti stroberi, bengkoang, nanas, alpukat, manggis. Tentunya dijual dalam kondisi masih segar. Terdapat juga macam-macam bunga bagi yang hobi berkebun.

Riuhnya proses tawar-menawar harga antara pembeli dan penjual menambah hidup suasana pasar. Apalagi tak segan-segan banyak pedagang lantang merayu untuk menarik calon pembeli.

Banyak pembeli yang memborong sayuran atau buah-buahan untuk sekedar oleh-oleh dibawa pulang. Apalagi langsung dari hasil bumi perkebunan warga sekitar.















***

10.12.13

[Street Food] Rasa Kota Tua


Kawasan Kota Tua Jakarta, yang sekarang sudah menjadi destinasi warga, tidak hanya menawarkan wisata sejarah dan budaya, tapi juga kulinernya. Jajanan khas Betawi berjejer di antara gedung-gedung tua yang lapuk. Bakul dan kaki lima menawarkan sajian dengan rasa khas.

Aneka macam kuliner ditawarkan pada sudut-sudut bangunan tua. Mulai dari yang sering dijumpai semacam: nasi goreng, kwetiau, mie goreng/rebus, ayam penyet, hingga makanan khas Betawi seperti: kerak telor, es selendang mayang, dan gado-gado. Juga ada otak-otak, baik otak-otak bakar maupun otak-otak kering (goreng), yang hampir disetiap sudut ada.

So, berwisata mengenal sejarah Jakarta sambil berkuliner ria, Kawasan Kota Tua memang recommended.











***

7.11.13

[Coffee Break] Kedai Kopi Kimung


“Ngopi yuk” Niko tiba-tiba mengajak untuk santai menikmati secangkir kopi. “Ayuk” jawabku singkat. Kami mampir ke sebuah café mungil di Jalan Margonda, Depok.

Kedai Kopi Kimung, dengan bangunan mungil, namun suasanya hangat. Beberapa pengunjung sibuk dengan laptopnya, entah sedang mengerjakan tugas kuliah, berselancar di dunia maya, menjawab email, mengerjakan sebuah proyek, atau mungkin sekedar update status di media sosial.



Kami segera memilih menu yang ada dalam buku menu yang diberikan pelayan. Kami memilih Es Kopi Kimung, dengan ditemani cemilan Pisang Goreng Ponti, dan Ketan Kinca Durian Medan.

Kopi Kimung disajikan ala Vietnam, dengan bongkasan es kecil-kecil yang disajikan terpisah pada gelas lainnya. Renyah dan gurih Pisang Goreng Ponti membuat menu ini cepat ludes. Katanya pisang yang digunakan adalah pisang Pontianak.

Tak kalah, menu Ketan Kinca Durian Medan yang begitu legit. Ketan putih disiram dengan saus durian dan gula jawa yang berwarna cokelat. Sungguh bikin lumer di mulut.





Tadinya untuk memenuhi keinginan perut yang dirasa masih lapar, kami memilih Pempek Kecil. Eh… tak dinyana pempeknya tak mengecewakan. Plus Ice Choco Hazelnut sebagai pembasah kerongkongan yang mulai kering karena Kopi Kimung yang cepat tandas.




Sepertinya café ini akan menjadi tempat yang nyaman buat mereka yang membutuhkan atmosfer ‘ilmu’. Terdapat buku-buku yang gratis untuk dibaca ditempat. Juga nyaman untuk mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk. Atau hanya sekedar menyesap secangkir kopi.



***

2.11.13

Sunrise From The Window


Suatu pagi saat menginap di rumah kakak, I saw the great sunrise from the window, in the upper floor. Saat itu pagi di Kota Purwokerto sangat cerah. Matahari terbit dibalik pepohonan dan sedikit terhalang oleh atap rumah penduduk. Mengagumkan.

Tak mau ketinggalan moment ini, segera ambil ‘mainan’ kesayangan: penangkap cahaya, dan pembeku waktu –kamera. Memulai hari dengan pagi yang amazing sebelum ‘ritual’ rutin: sarapan.

 Good morning…








***

15.10.13

Malabar Pinery


Terletak di antara jalur alternatif Banjar-Purwokerto, masuk Kecamatan Wanareja, Malabar merupakan sebuah desa kecil di ujung perbatasan Majenang dan Wanareja. Hutan pinus disisi kanan-kiri sepanjang jalur alternatif ini memberikan suasana yang adem. Pohon pinusnya tinggi, dan hamper menghalangi sinar matahari masuk kedalam dasar tanah, sehingga menciptakan suasana yang lembab, sangat baik untuk tumbuhnya tanaman higrofit semacam pakis.








***