21.2.13

Ada Apa Di Goa Lalay?



Sebenarnya aku males banget buat acara caving alias susur goa. Perasaannya tuh nyesek alias susah menghirup udara dengan keadaan didalam  tanah yang gelap, dan mungkin sempit. Apalagi pas lihat pintu masuk Goa Lalay yang cuma setinggi satu setengah hingga dua meter, plus ada aliran air, bikin makin ragu buat caving. Tapi demi harga diri daripada dibilang cemen, ya sudah mau gimana lagi, ikut aja yang lain.

Goa Lalay, memang salah satu destinasi non-pantai di Sawarna. Letaknya memang di antara perkebunan dan sawah warga. Disekitarnya suasananya sejuk saking banyaknya pohon, dan adem memandang padi yang hijau.


Satu per satu teman-teman mulai masuk ke goa. Kami harus masuk lewat pintu masuk yang sekaligus ‘pintu keluar’ aliran air. Padahal pintu masuk yang tak ada airnya juga ada, tapi lagi becek dan licin. Kami harus memaksimalkan penggunaan kaki. Maksudnya selain digunakan buat napak, juga sebagai indera peraba. Soalnya ‘lantai’ goa yang kami jelajah dialiri air, jadi tak kasat mata. Selain itu, memungkinkan supaya tak terpeleset karena lumpurnya licin atau tergelincir oleh batu. Jadi sandal atau sepatu tak akan membawa banyak manfaat buat caving.




Di dalam goa, kami mesti benar-benar membuka retina mata kami lebar-lebar, karena gelap dan hanya membawa dua lampu senter (sebenarnya itu juga sudah cukup). Untuk yang membawa barang elektronik semacam handphone atau kamera mesti ekstra hati-hati. Selain juga memperhatikan jejakan kaki supaya nggak kepleset terus kecebur air, juga mesti hati-hati supaya tidak kena air tetesan dari langit-langit goa.


Denger-denger biasanya di langit-langit goa banyak sekali kelelawar. Karena itulah disebut goa Lalay (kelelawar). Namun saat itu kami tak melihat makhluk mamalia yang bisa terbang itu. Mungkin sudah mulai terganggu karena kehadiran para wisatawan. Biasanya saat petang banyak kelelawar yang terbang disana.

Soal formasi dan bentuk batu, bentuk juga oke-oke banget.


Makin dalam makin gelap. Jadi kami memutuskan buat keluar, kembali ke pintu masuk goa tadi. Di dalam juga lumpur makin tinggi. Seperti beresiko juga. Kami keluar dengan celana basah kuyup.

Tidak ada komentar: