8.1.13

Menikmati Ombak Di Antara Karang Batu Karas



Yuk ke Pangandaran” suara Ibu tiba-tiba membuka sebuah ide piknik keluarga. Aku dan kakakku berpikir sejenak. “Ayo aja” jawabku. Kemudian kami berembug membuat sebuah acara piknik yang asyik buat keluarga. Sudah lama memang keinginan buat ngajak keluarga piknik bersama, apalagi ini pas banget momen di libur akhir tahun.

Kami lalu mulai memikirkan soal transportasi. Ibu langsung menelepon keponakannya (sepupu) untuk meminta bantuan perihal kendaraan yang bisa mengangkut seluruh keluarga, ada tujuh orang: ayah, ibu, kakak dan putranya (ponakan), plus kedua adiku. Tak lama telepon dari sang sepupu mengabarkan bahwa mobil yang kami minta ada. Harga dan waktu sudah deal. “Berangkatnya besok, jam enam pagi” pinta Ibu mengabarkan via telepon pada sang ponakannya.



Pangandaran memang sudah terkenal sebagai objek wisata pantai sejak dulu. Sudah sekitar tiga kali aku mengunjungi pantai ini. Namun Ibu sudah lama tak menjamah pantai ini. Bahkan ponakan dan adiku belum pernah kesana sama sekali (makanya mereka seneng banget). Dan  pertimbangan jarak yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, di Cimanggu, Cilacap. Jadi merupakan pilihan yang tak salah buat piknik keluarga.

Pantai Pangandaran sudah bisa dikatakan bosen buat aku jamah. Sedangkan Green Canyon, rasanya tak mungkin kami kunjungi dengan alasan agak bersifat petualangan, sedangkan yang kami bawa para orang tua dan anak-anak (lebih tepatnya adiku dan ponakan). Maka jatuhlah pilihan pada Pantai Batu Karas. Selain karena belum pernah kami kunjungi juga atas rekomendasi teman yang sudah mengunjungi pantai ini. Cocok buat destinasi keluarga.

Tepat waktu, pukul 05:30-an sang sopir dan mobil yang kami carter datang menjemput kami. Ibu yang sudah menyiapkan bekal piknik juga sudah siap untuk diangkut. Jadilah kami berangkat near on time dari jadwal yang sudah disepakati.

Kami berangkat dan pulang lewat jalan yang sama, via Sidareja, dan keluar di Kalipucang. Pilihan jalur alternatif yang pas. Sebenarnya lewat Banjar Patroman juga bisa, pertimbangan kami, melewati jalan situ bisa dipastikan lebih ‘ramai’ karena ini peak season.





Batu Karas memang agak jauh dari Pantai Pangandaran. Berjarak sekitar 34 km dari Pangandaran, dengan waktu tempuh dua jam. Seperti sudah umum di Indonesia, jika destinasi yang dikunjungi indah pasti perjalanannya penuh ‘perjuangan’. Kondisi jalan sepanjang Pangandaran-Batu Karas, bergelombang, penuh kubangan air mirip kandang babi. Poster protes warga juga terpasang di jalan yang kubangannya lebih buruk, meminta pada para pemimpin negeri supaya memperbaiki jalan tersebut. Fyuh..!

Tiba di Pantai Batu Karas, keluarga langsung menggelar tikar, maklum belum sempat sarapan. Yah... sarapan yang kesiangan atau makan siang yang kepagian, entahlah. Karena aku sudah sarapan, maka langsung ngacir mencari objek buat foto-foto.

Pantai Batu Karas sedang didatangi banyak turis. Karena adanya libur akhir tahun dan libur sekolah. Sehingga banyak sekali para keluarga yang mengunjungi pantai ini. Berenang di pantai merupakan kegiatan yang fardhu ‘ain untuk dilakukan. Walaupun banyak bendera bertuliskan larangan berenang disalah satu spot pantai, namun rupanya sedikit yang menghiraukan peringatan tersebut. Padahal spot pantai yang aman sudah ditentukan.

Selain berenang, juga bisa menikmati banana boats, rolling donuts, body surfing, dan surfing. Tentunya untuk menikmati kegiatan yang memacu adrenalin ini harus merogoh kocek yang tak sedikit. Pastinya, kegiatan yang menantang ini banyak diminati turis remaja.








Satu jam kemudian, kami bertemu kembali dengan keluarga. Kami langsung menuju salah satu spot pantai yang lain. Aku tunjukan pantai menurutku yang indah, karena aku telah survey kecil-kecilan ketika mereka makan tadi. Yang pertama aku tunjukan pantai ‘mungil’ berpasir yang diapit karang. Kebetulan tempat ini sedikit yang mengunjungi sehingga adik dan ponakanku asyik bermain air disini. Serasa milik pantai sendiri!


Pantai yang kedua tentunya juga tak juah beda dengan yang pertama, sama-sama diapit oleh tebih karang. Namun sayang pantainya berbatu sehingga adik dan ponakanku tidak menikmati pantai ini untuk berenang.









Hari sudah siang. Langit mulai hitam mendung. Tak lama kemudian hujan deras turun.
Kami lanjutkan ke destinasi berikutnya. Tentu saja pilihannya spot yang bisa dinikmati dan aman bagi anak-anak. Pantai Pangandaran menjadi destinasi pilihan berikutnya.



Kali ini, Pantai Pangandaran mirip sekali dengan pasar. Hilir mudik banyak turis plus penjual yang menajajakan dagangannya. Mulai rujak beubeuk, jasa sewa kursi (zya ampun, tempat duduk aja nyewa!), sampai sewa perahu.




Langit hitam mendung masih menghiasi langit. Namun antusias wisatawan yang mau menikmati Pantai Pangandaran dengan berenang tak surut. Banyak anak-anak kecil, remaja dan keluarga mandi. Adik dan ponakanku rupanya tak seantusias untuk mandi dibandingkan dengan di Pantai Batu Karas. Alasannya terlalu rame.


Oke deh, waktu sudah sore. Saatnya kami harus pulang. Melewati jalur yang sama ketika kami berangkat tadi. Seneng rasanya bisa ngajak keluarga liburan.

Tidak ada komentar: