Kami memasuki kedai kopi yang berada dalam kompleks pertokoan. Awalnya kami meminta izin untuk diperbolehkan mengambil gambar dengan kamera. Namun kata pramusaji harus meminta izin dahulu kepada yang empunya kedai. Untunglah yang empunya sedang santai duduk disalah satu kursi kedai.
Setelah
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kami mengambil gambar, Bonny
Liongadi, sang empunya kedai kopi Phoenam mempersilahkan kami memotret.
Berperawakan sederhana, dia banyak menceritakan tentang kedai kopinya.
Dia
adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha kedai kopi ini. Kakeknya di
Makassar pada 1946 mendirikan kedai Phoenam yang arti terminal atau tempat atau
tempat transit.
Bonny menuturkan special di kedainya adalah kopi toraja. Yang langsung didatangkan dari petani kopi. Dan diracik dikedainya dengan resep dari kakenya, ujar pria keturunan Tionghoa ini. Selain itu juga selai srikaya sebagai bahan teman roti cemilan disini dibuat sendiri.
Bonny
‘memegang’ kedai yang di Jakarta, di Jalan K.H Wahid Hasyim No.65 ini.
Sedangkan kedai di Jakarta dan lainnya berupa franchaise.
Secangkir
Kopi Susu Phoenam menarik saya untuk mencicipinya. Ditemani Pisang Goreng Kaya
Phoenam dan Roti Bakar Kaya Phoenam. Cerita tentang Phoenam terasa semakin
hangat. Sore itu jadi terasa cepat berlalu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar