27.2.12

Kuliah Persusuan Di Cimory

Tiba-tiba saja mobil kami sudah sampai di Cimory Resto. Bener-bener nggak nyadar cepet banget perjalanan yang kami tempuh dari Jakarta ke lokasi, Cisarua, karena kami ngobrol ngalor-ngidul dibelakang mobil bareng Berry dan Vanessa, jadi tak terasa. Mulai dari tema liburan sampai hobi masing-masing, semuanya dibahas tuntas.

Kami* turun di dekat taman bermain anak-anak Cimory. Banyak banget arena permainan yang digemari anak-anak usia balita. Ada prosotan, junkat-jungkit, ayunan dan teman-temannya, dan semuanya bertemakan seputar sapi.

Relief Cimory di lantai resto

Cimory Edu-tour

Peserta ARA-Cimory Edu-tour (Courtesy: Akar Rumput Adventure)











































Oh ya...Cimory itu ternyata singkatan dari Cisarua Mountain Dairy. Merupakan perusahaan yang mengolah fresh milk. Artinya susu yang benar-benar dari susu sapi segar asli, namun diolah hingga bebas bakteri patogen, oleh karena itulah masa simpannya tak boleh terlalu lama, kurang lebih maksimal empat hari pada suhu 4o C. Di resto ini memang menu yang mendominasi adalah produk olahan susu sapi, seperti susu segar, yoghurt, keju dll, tapi ada juga menu lainnya seperti sosis dan pasta. Selain menyediakan makanan, juga tersedia paket edu-tour untuk rombongan mengenai fresh milk.

Sambil menunggu edu-tour dimulai, penyakit narsis kami kumat. Berry dan Vanessa main sapi mini yang bisa goyang kedepan dan kebelakang, bahkan ada sekeluarga yang berfoto bersama didepan patung sapi. Aku malah ‘ditarik’ Yanti main jungkat-jungkit. Nostalgia dikit mengenang masa TK, kalau nggak mau dibilang masa kecil kurang bahagia.

Kedua sedjoli (Vanessa & Berry) tampak riang 

Cow: Hayoo...kalian berdua ngomongin apaan???





























Teriakan dari Niko yang menjadi tour guide kami menginstruksikan kepada kami bahwa kami harus bergegas ke Cimory Mini Farm. Sebelum meluncur kami diminta minum susu dulu, ceritanya sebagai welcome drink. Meluncur ke bawah, persis dekat parkiran kendaraan namun agak mojok dikit. Disini kami sudah disambut oleh suasana peternakan (baca: peternakan contoh), sudah ada anak-anak dengan orangtuanya duduk manis dibangku yang disediakan, mirip kelas praktek di peternakan. Pria dengan berpakaian seragam khas Cimory, biru muda dan putih, plus jaket labnya akan memberikan kuliah di kelas ini. Dialah Pak Donny. Beliau yang akan menerangkan perihal tentang sapi, khususnya sapi yang menghasilkan susu, alias sapi perahan yang katanya berasal dari Holand.

Tiga sapi dengan warna kulit yang kontras, black and white sebagai model di kelas itu. Sapinya montok dan kinclong, super duper terawat, malah kalau nggak salah denger di-manicure pedicure segala. Satu pejantan dan dua betina. Juga kandangnya bersih tak tercium bau kotoran sapi.

Pak Donny mulai beraksi, menerangkan bagaimana menentukan sapi jantan dan betina. Tentu saja jawaban awam yang kami lontarkan adalah tinggal liat aja ‘sesuatu’ diantara kedua kaki belakangnya. Memang tidak salah jawaban kami. “Bagaimana jika sapinya belum dewasa? Bagaimana menentukan jantan atau betinanya?” Pak Donny melemparkan kembali pertanyaan kepada para peserta. Hening kemudian, tampak kelas sedang memikirkan jawabannya (atau memang nggak mikir, alias bengong). “Liat tanduknya, jika tanduknya ada dua warna, hitam dan agak putih maka betina, jika hitam saja maka jantan, juga bisa diliat dari warna kepalanya, jika warna kepalanya hitam dan putih maka betina, namun jika hitam saja maka jantan” begitu kira-kira jawaban beliau. Owh...

Lanjut ke sesi berikutnya yakni memerah susu. Tentunya diawali dengan briefing dari Pak Donny, bagaimana memerah susu yang baik dan benar, supaya sapinya tidak misery. Aku kebagian antrean nomor dua. Jongkok manis dibawah perut sang sapi. Keempat jari memegang puting sapi dan jempol mulai memijat sedikit, kemudian meluncur kebawah. Apa yang terjadi? Susu segar putih mengalir dengan deras ke dalam wadah dibawahnya.

Kualitas susu yang dihasilkan juga sangat bergantung pada perlakuan ‘majikannya’. Jika sapi banyak mencium bau-bauan yang beraroma (misalnya aroma parfum, yang aduhai) akan mempengaruhi kualitas susunya. Karena itulah pengunjung dilarang memakai wangi-wangian, bahkan membersihkan kandang memakai karbol yang baunya menyengat sangat-sangat tidak dianjurkan.

Mau masuk kandang sapi aja pake acara narsis segala
(Kiri-Kanan: Yanti, Femi, & Yani)

Suasana kelas di Cimory Mini Farm

Sapinya genit

Praktek memerah susu


























































Setelah susu diperah lalu digimanain? Kami menuju ke Cimory Factory, yang lokasinya dekat dengan taman bermain tadi. Di TKP kami melihat bagaimana susu-susu diolah sedemikian rupa. Ada botol-botol yoghurt meluncur dengan cepat diatas mesin, dan disusun rapih didalam kardus. Kemudian diterangkan bagaimana susu bisa menghasilkan rasa buah-buahan. Juga melihat keju cheddar yang super gede, dengan berat 10 kg. Namun sayang aku malah kurang asyik di tempat ini, malah kuliahnya Pak Donny nggak 100% aku ikutin, karena menurutku peserta disini kurang tertib.

Yoghurt in process

Pak Donny memerangkan produk olahan sapi.





























Nonton bareng dairy educational movie adalah sesi berikutnya. Kita akan nonton film singkat bagaimana susu Cimory diperoleh. Kami masuk ke ‘bioskop’ kecil diatas resto. Kami duduk lesehan diatas karpet. Kemudian sedikit arahan dari Pak Donny, dan lanjut nonton film. Film yang berdurasi sekitar 5 menit ini menceritakan bagaimana fresh milk Cimory dihasilkan. Mulai dari pemerahan susu, pengirimman susu ke pabrik pengolahan susu, sterilisasi susu supaya bebas bakteri patogen hingga menghasilkan susu yang siap dikonsumsi, serta produk-produk olahan susu lainnya seperti yoghurt dan keju. Film ini adalah kumpulan cerita tentang fresh milk secara singkat, khususnya yang dihasilkan oleh Cimory. Setelah itu baru sesi tanya-jawab.

Nonton bareng Dairy Educational Movie

Sesi tanya jawab





























Menu makan siang telah siap disantap. Nasi putih dengan ayam teriyaki. Karena menunya dirasa kurang representative Cimory maka aku memilih menu lainnya. Membolak-balik buku menu yang diberikan pelayan, akhirnya pilihan jatuh pada Zuppa Zuppa Soup, Sausage Fettucine, dan Blueberry Yoghurt. Komlpit dah! Zuppa Zuppa Soupnya hangat, dengan potongan sosis, plus Sausage Fettucine yang lembut dengan taburan keju. Dan disegarkan oleh Blueberry Yoghurt segelas gede.

“Kamu laper Mur?” celetuk Lazuardi ‘Rantip’ melihat ketiga menu yang aku pesan. Bahkan yang lainya juga melihat keheranan menu yang aku pesan. Puas-puasin deh...

Setelah habis menu yang aku pesan, eh... ada Femi yang nawarin Seaweed Tofu. Hmmm... gurih banget. Dan Mba Nana (istri Lazuardi ‘Rantip’) malah menawariku Mantau kukus, lembut banget seperti bakpau apalagi jika dicocol ke Sweet Cheese Sauce.

Ayam Teriyaki

Zuppa Zuppa Soup

Sausage Fettucine

Three Seaweed Tofu with four fork

Mantau Kukus







































































Selesai break, saatnya Milk Shake’s Demo. Dan yang kepilih sebagai perwakilan adalah Vanessa. Dia akan membuat milk shake rasa cokelat. Sambil dipandu dan ikuti instruksi Pak Donny. “Milk shake ini bisa dicoba dirumah” serunya. Dimulai dengan memasukan sebotol susu Cimory ukuran 820 mL, kedalam blender, plus bubuk cocoa, gula cair, dan es krim. Yang terakhir ditambah serutan es. Lalu diblender sebentar hingga homogen. Taddaaa...!!! Jadi deh milk shake-nya. Tuang kedalam gelas yang unyu-unyu banget. Kemudian Yanti bak pelayan membagikan ke para peserta. Nikmat banget...

Vanessa unjuk kebolehan membuat milk shake cokelat

Suasana Milk Shake's Demo

Dengan senyum ala pelayan, Yanti membagikan
milk shake pada para peserta



















































Cimory Resto, memang tempat yang recomanded banget buat keluarga. Resto yang terbuka langsung disambut oleh pemandangan pegunungan yang sejuk. Lengkap dengan taman bermain untuk anak-anak. Juga ada mini marketnya, yang menjual aneka roti dan produk susu dan turunannya seperti yoghurt dan keju. Apalagi bisa mengikuti educational tour (tapi harus rombongan) yang bagus buat menambah wawasan tentang susu.

Cimory bread

Suasana Cimory Resto





























Pas kami bersayonara sama Pak Donny, kami dapat oleh-oleh dari beliau. Susu segar dan yoghurt.

Aku appreciate deh buat Akar Rumput Adventure dan Cimory yang telah mengadakan acara ini.


*rombongan dari Akar Rumput Adventure, yang berjumlah sekitar 14 orang.

19.2.12

Photograph: Amazing Light

Walaupun sempat mau batal aku untuk gabung sama Niko dkk untuk hunting foto malam hari, karena hujan rintik-rintik, namun desakan mereka tak bisa aku tolak lagi. Ya sudah akhirnya meluncur menembus guyuran hujan dari langit menuju ke meeting point, di ARA Store, Ragunan.

Menjelang tengah malam kami* menuju ke Senayan dan Bunderan HI. Hujan pun sudah reda, jalanan kota sudah lengang. Saat yang pas untuk memulai perburuan foto. Mungkin agak biasa, namun keterbatasan pencahayaan membuat gambar yang dihasilkan berbeda dengan foto sewaktu pagi, siang atau pun sore. Gemerlap lampu jalanan, lampu gedung-gedung pencakar langit, dan lampu kendaraan menjadi objek yang kami bidik. Memang berbeda memotret saat malam hari yang minim cahaya. Perlu kit (tripod) dan setting kamera supaya hasil yang didapat tak mengecewakan.

Ternyata kami tak sendirian malam itu. Para fotografer yang lainnya juga sudah datang di Bunderan HI, tempat favorit untuk hunting night photography. Bahkan tampak beberapa fotografer beserta modelnya. Tak tanggung-tanggung kami hunting foto hingga subuh menjelang. Kenyang sudah bermain dengan ‘kuas pelukis cahaya’ dan menikmati angin malam.











































*Aku, Zuhree, plus sedjoli Niko and Erma