23.2.14

[Street Food] Mie Ayam Roxy


Namanya memang seperti di suatu tempat di Jakarta, namun bukan menunjukan tempat yang sebenarnya. Mie Ayam Roxy berada di Cikini, Jakarta Pusat. Apakah ini cabang dari Roxy atau tidak, entahlah, kami tidak mempedulikannya karena kami waktu itu sangat-sangat lapar.

Tengah malam setelah nonton konser orchestra. Kami langsung mencari tempat makan yang masih buka. Tujuannya, nyari yang makan besar, karena memang perut udah minta diisi. Dari sekian warung tenda yang kami lirik, hanya ini yang kami sambangi.






Langsung pesen Mie Ayam Baso dan Kwetaiau Kuah Pangsit. Baru saja duduk pesanan datang, super express. Mie ayam dan basonya disajikan terpisah. Waktu pertama lihat sajiannya memang kelihatan kurang menarik. ‘Mana sausnya kaka’. Rupanya untuk urusan saos (tomat/cabe), kecap, dan sambal, ‘diserahkan’ ke konsumen. Tinggal ambil yang ada di meja, dan tambahkan sesuai selera. Oke!

Basonya kurang terasa dagingnya, namun seperti ada milk taste, anyirnya persis sama dengan anyir susu murni. Apakah memang ditambahkan susu murni. Hmmm…

Untuk pangsitnya memang terasa lembut. Kenyal. Pas buat dikunyah. Mie dan kuahnya juga terasa pas.

***

21.2.14

[Street Food] Kantin Rujak Cingur Pak Haji Hadi


Menempati petak gedung yang cukup berumur, Kantin Rujak Cingur Pak H. Hadi Khas Surabaya ini ramai dikunjungi, siang itu. Kami memang tak sengaja mampir, awalnya memang tak ada niatan mencicipi menu ini, namun karena penasaran maka kami pun menyambanginya.




Penasaran juga dengan menu khas dari Jawa Timur ini. Lokasinya yang berada di Jl. K.H. wahid Hasyim No. 48 Jakarta Pusat ini memang gampang ditemukan. Plang yang cukup besar sebagai tanda kantin merupakan penanda yang mempermudah untuk menemukannya.



Kami memesan Rujak Cingur, Tahu Telor, dan Tahu Campur. Aneka sayuran, buah, dan daging cingur (bagian mulut sapi) yang kenyal, ditambah saus kacang dengan petis yang hitam menambah nikmat. Rasa pedasnya pun pas. Sehingga cocok untuk cuaca Jakarta siang ini.



***

18.2.14

[Coffee Break] Terhanyut Di Tugu Kunstkring Paleis


Sore hari hari di Menteng yang mendung. Kami singgah di coffee shop Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta. Menyesap minuman nikmat yang mengiringi sore ini.

Luwak Capuccino, menjadi pilihan saya. Kopi Indonesia dengan predikat termahal di dunia ini seperti merayu saya untuk memcicipinya. Apalagi disajikan ala cappuccino, bercampur krim dan susu. Sedangkan teman perempuan saya lebih memilih smoothie dan hot chocolate, yang kebetulan direkomendasikan oleh pramusaji.



Bukan hanya kemewahan interior dan makanan/minuman saja yang dihadirkan oleh Tugu Kunstkring Paleis. Tempat yang menjadi tempat ‘nongkrongnya’ para ekspatriat ini, khusus malam itu menyajikan music performance. Malam minggu itu, mereka menggelar konser kecil dengan tema ‘Romance in The Paleis’ dengan konduktor Astri Soemantri.

Alunan biola, piano, dan harpa, serta choir dari Jakarta String Ensemble, mampu mengipnotis para hadirin, tak terkecuali saya. Lagu-lagunya mampu membuat saya terhanyut. Lagu-lagu romantis memang banyak hadir dalam pementasan ini, hal ini karena dirasa cocok dengan hari Valentine.





***