16.3.14

Menyapa Kampung Naga














Kami memasuki gapura, setelah lama menunggu jam buka sekaligus guide yang membantu kami menuju Kampung Naga. Kampung yang berada di lembah kecil ini, yang secara administrarif masuk Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Baru beberapa langkah, dan menuruni anak tangga, kami disapa oleh seorang lelaki berpenampilan sederhana, memakai baju hitam, dengan ikat kepala khas orang Sunda. Dialah Mang Ndut, sebut saja begitu. Beliau ini adalah warga Kampung Naga, yang sekaligus berprofesi sebagai guide.

Beliau mengantarkan kami ke kampung etnik ini. Kampung yang terdiri beberapa puluh rumah. Rumah-rumah panggung (hunian, lumbung padi, surau), berdinding anyaman bambu, lantai kayu, beratap ijuk, dan beteras tumpukan batu. Menemui ibu-ibu yang sedang menumbuk padi hasil bumi sawah sekitar Kampung Naga, di salah satu gasibu yang dibawahnya kolam ikan. Mencicipi hidangan sederhana buatan istri Mang Ndut di kediamannya. Juga menikmati alunan bunyi indah dari seruling yang dimainkan oleh Mang Ndut.

Mungkin kampung ini cocok disebut sebagai kampung wisata. Disana-sini sudah banyak ‘peradaban dunia luar’ masuk ke Kampung Naga. Hanya rumah yang masih orisinal seperti layaknya sebuah hunian etnis. Cara hidup warganya sudah seperti kita. Mungkin hanya ritual dan tradisi saja yang masih tetap bertahan dalam gempuran globalisasi. Tapi bagaimana pun, saya mengapresiasi mereka yang telah mempertahankan hasil budaya, setidaknya dalam hal arsitektur atau hunian.


***

Tidak ada komentar: