Kudapan itu tersaji
begitu saja ketika kami sedang memilih menu di warung makan Pidie 2000 Mie Aceh
Centre. Tersusun rapih di piring putih kecil, berisi lima buah. Dibungkus daun
pisang muda berwarna kuning-kehijauan, seukuran jari telunjuk orang dewasa.
Awalnya aku cuek saja, namun melihat
Heru dan Niko menyantapnya, maka aku juga ngikut,
menyantap kudapan seperti mereka.
Rasanya sungguh kepalang
enak. Kenyal dan terasa lembut di tengah. Ada sedikit sensasai aroma dari daun
pisang yang larut kedalam kudapan tersebut. Ternyata eh ternyata, nama kudapan
itu adalah timpan, menurut empunya
warung kudapan ini asli Aceh. Berisi buah srikaya yang lembut, dengan dibalut
tepung terigu. Saking nikmatnya, tak tanggung-tanggung kami pun memesan kembali
seporsi timpan. Addict!
Timpan: kenyal di luar, lembut di dalam. |
Menu utama kami datang.
Aku memilih mie aceh rebus khusus sedangkan
mereka memilih mie aceh tumis. Mie
aceh rebus berisi mie kuning dengan kuah kental seperti kari, berisi udang dan
potongan daging sapi, serta kol sebagai sayurannya. Ditambah daun bawang dan
taburan bawang goreng. Sedangkan untuk mie aceh tumis, memang tak berbeda
dengan mie aceh rebus khusus, hanya saja berkuah sedikit dan tak ada tambahan
udang. Ditemani sedikit emping melinjo, potongan mentimun, dan bawang merah
mentah, yang disajikan terpisah.
Sungguh sangat pas
menikmati mie aceh di malam seperti ini. Kuah yang kental dan pedas mampu
menghangatkan badan. Apalagi dinikmati saat disajikan hangat-hangat.
Mie aceh rebus khusus. |
Mie aceh tumis. |
Segelas es lidah buaya mampu menetralisir
sensasi ‘panas’ di mulut. Es dengan tampilan bening, rasa leci, dan tentunya potongan
dadu lidah buaya yang lembut. Serasa plong
di tenggorokan.
Es lidah buaya. |
Pidie 2000 Mie Aceh
Centre merupakan warung makan yang menyajikan kuliner khususnya mie dari tanah
rencong. Tak sulit menemukannya. Beralamat di Jl. Raya Margonda, dekat dengan “Gerbang
Selamat Datag Di Kota Depok”. Warung ini memang sederhana seperti warung makan
lainnya, menu yang ditawarkan tentunya khas Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar