11.5.12

Mencicipi Kuliner Dua Negara Di Foodcourt Kemiri


Seperti memutar ke masa masih di dapur eyang tempo doeloe. Atmosper dengan hiasan lampu tempo doeloe dan cahayanya yang temaram, didominasi oleh funitur kayu yang dengan warna apa adanya. Berjejer warung-warung dan bakul-bakul makanan dengan desain yang masih menghadirkan masa lalu. Itulah sekelumit gambaran tentang foodcourt Kemiri, di Pejaten Village, Jakarta, yang menghadirkan suasana interior tempo doeloe (yang kontemporer).

Nuansa tempo doeloe.















Kami berdua seperti masuk ke jaman yang entah dimana. Tiba-tiba saja kami sudah tiba di masa yang hadir pada masa yang jauh dari kesan modern. Sangat kontras. Sebelum masuk kami masih merasakan dunia yang serba modern, namun ketika masuk ketika berada di foodcourt ini, seperti berada di jaman yang kuno. Berjejer warung-warung tradisional terbuat dari kayu. Dengan tulisan lengkap menu yang bisa dipesan. Tak lupa display dengan benda-benda pendukung kios seperti karung beras dan kayu bakar.

Display dan interior yang sangat tradisional.















Kami diberi nomor meja, dan dipersilahkan mencari meja sesuai nomor tersebut. Kemudian kami mengelilingi deretan warung-warung itu, menbaca setiap menu yang ditawaarkan dipapan, dan mencari menu yang kami inginkan. Mulai dari menu Indonesia (seafood, Jawa, Betawi, Manado, Sunda, Bali), Thailand, Chinesse, Jepang, bahkan hingga menu Western. Untuk minuman disajikan ala bakul tradisional –kaki lima-, juga ada beraneka kudapan.

Aku memesan Tom Yam Seafood dan Pad Thai. Keduanya menu kuliner Thailand. Tom Yam Seafood-nya memang terasa sensasi dilidah tersendiri. Rasa asam dan pedas dengan kuah yang kental menjadikan lidah ini serasa bergoyang. Didominasi dengan irisan wortel, cumi-cumi, dan udang. Plus rempah-rempah yang menurut ukuranku ‘tak tanggung-tanggung’ menambahkannya. Hangat.

Tom Yam Seafood.















Pad Thai sendiri memang bukan menu yang tak asing lagi. Berisi mie kwetiau, ditambah irisan tahu dan sedikit taoge, plus dua biji udang. Terasa bumbunya, seperti bumbu kacang.

Pad Thai.















Aku juga mencicipi Bebek Bumbu Bali. Bebek di goreng, yang mungkin sebelumnya dimasak presto, hingga menjadikan dagingnya terasa empuk. Dilumuri di atasnya dengan bumbu cabe merah (terasa cabe mentahnya). Pedes dari rawit-merahnya bikin nggak ketulungan, hingga keringat di jidat bercucuran.

Bebek Bumbu Bali.















Untuk seafood, kami memesan Baronang Saus Tiram. Daging ikan yang empuk dan disajikan fillet, bikin santap makan tak perlu ‘repot-repot’.

Baronang Saus Tiram.















Untuk menertralisir kuliner yang spicy dan rasa yang ‘kuat’, es teler dan teh tarik bisa menjadi pilihan. Dingin, segar, dan nikmat.


Tidak ada komentar: