26.12.11

Mendadak Jogja


Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kali ini (moment-nya pas dengan liburan) aku akan pergi ke Jogja (Yogyakarta). Jumat siang ini aku mendadak ditelepon oleh Kakaku untuk segera ke Jogja International Hospital (JIH), untuk menemani Bapak yang sedang dioperasi batu ginjal. Dengan tekad membulat dan  nafsu yang membara akhirnya selesai pulang kerja aku langsung meluncur ke Jogja. Naik bus dari Cileungsi menuju Jogja.

Tiba di Terminal Giwangan Jogja, pagi menjelang siang, aku langsung mecari taxi. Taxi aku dapat. Rupanya taxi yang berada didalam terminal tersebut tak seperti mobil taxi pada umumnya yang dengan warna warna tertentu, logo perusahaan, dan tentunya bertuliskan ‘taxi’ diatas mobilnya. Keanehan taxi ini memang dari awal juga agak sedikit ‘ganjil’. Ketika keluar dari bus, aku langsung disambut pria umur empat puluhan dengan baju batik, juga ada tanda pengenalnya yang menyelip diatas saku bajunya (tapi aku tak sempat membaca siapa namanya). Aku langsung ditawari taxi dan ditanya tujuanku. Aku langsung diantar ke sebuah sudut kios kecil tampak seperti agen kendaraan. Dengan tarif yang sudah ada pada sebuah kertas berlamintaing, tercantum harga dan tujuan yang sudah tertera, aku langsung merogoh kocek. Menurutku itu sudah tarif umum taxi, walaupun memakai argo. Ketika aku diminta menuggu dilobi terminal, sementara sopir tersebut mengambil mobil, ternyata mobil Toyota Avanza berwarna hitam itulah taxinya.

Rupanya memang taxi semacam ini sudah lumrah adanya di Jogja. Walaupun tidak memakai plat kuning namun memiliki izin resmi, terang sopirnya. Dan taxi inipun di bawah sebuah koperasi. Yah menurutku ini baik, jadi taxi tidak hanya monopoli perusahaan besar saja, seperti yang kita ketahui saat ini. Inilah bentuk ekonomi kerakyatan yang nyata.

Senang rasanya bisa ketemu dengan Bapak dalam kondisi baik-baik saja. Walaupun terlihat selang infus menembus kulit tangan kanannya. Sesekali terlihat ekspresi wajah kesakitan akibat ‘luka’ yang dibuat untuk menyalurkan suatu cairan kedalam ginjalnya untuk membersihkan bekas ‘darah’ akibat sinar laser. Dan batu ginjal seukuran kira-kira biji kacang tanah hancur keluar. Juga pengangkatan batu prostat yang didakwa sebagai biang kerok pengganggu proses penyaringan cairan didalam ginjal sehingga timbulnya endapan batu ginjal tersebut.

Jogja International Hospital, Condong Catur, Sleman, DIY.

Kiri ke kanan: Batu ginjal, batu prostat

Tidak ada komentar: