Muka
diangkat ke permukaan air. Google
masih terpasang, snorkel segera di
lepas dari mulut untuk menghirup udara bebas. Google dibuka sambil diangkat ke atas, pada kening kepala.
Pandangan di atas air bergoyang ke atas dan ke bawah. Perahu, daratan, dan
awan-awan, dan ditambah ombak kecil yang menerpa muka. “Ah…! Ini paling cuma efek karena ombak laut. Pasti nggak lama” pikirku menenangkan diri.
Namun setelah beberapa lama, pandangan masih bergoyang. Seperti vertigo. Apakah
ini akibat kelamaan ber-snorkeling? Entahlah.
Apakah
asumsi itu benar adanya? Padahal baru snorkeling
yang kedua, di hari pertama pula. Ini merupakan snorkeling yang kedua dari tiga snorkeling
yang dijadwalkan. Proses adabtasi dilakuin
di Pulau Sebuku Kecil, cuman nyemplungin diri ke air laut, renang kesana-kemari doang. Snorkeling pertama
di dekat Pulau Sebuku Besar, kemudian Pulau Sebesi, dan terakhir di Lagoon
Cabe. Di Pulau Sebuku Besar memang aku bersnorkeling ‘terlalu’ semangat.
Mungkin karena baru ketemu dengan
keindahan koral setelah beberapa lama nggak
snorkeling, jadi ada semacam dopamine
yang membanjiri badan untuk mengeksplorasinya. Di sini belum ada gejala pusing.
Koral
di Pulau Sebuku Besar memang sehat. Banyak koral meja. Ikan-ikan juga hilir
mudik. Dan disini pula saking
senangnya, rela menahan napas berkali-kali buat foto underwater, namun seringnya gagal karena panic attack. Walaupun sudah dibantu oleh guide, Mahmud, namun tetap saja tak membuat aku berhasil. Yang ada
hanya capek.
Untuk
snorkeling di Pulau Sebesi, kami
sempat istirahat siang. Namun tetap saja disaat snorkeling di spot ini
kepala kleyengan. Padahal baru
beberapa spot saja yang baru
diekplor. Pelan-pelan berenang menuju perahu. Naik keatas kemudian duduk dan
segera berbaring. Apesnya, perahu juga bergoyang karena ombak laut. Makin berat
aja ini kepala!
Dalam
perjalanan spot selanjutnya menuju
Pulau Umang-umang untuk hunting sunset,
aku hanya tidur lunglay diatas kapal.
Setelah meminum air mineral dan air ‘pengganti ion’ tubuh, lumayan buat
meringgankan pusing sementara.
Baru
‘mendarat’ di Pulau Umang-umang, hanya bias duduk-duduk diatas pasir. Tak
peduli teman lain mau ngapain juga.
Lama-kelamaan kepala mulai membaik. Sepertinya obat pusing yang diberikan Niko
sebelum turun dari kapal mulai menunjukan khasiatnya. Dan alhamdulillah bisa
menikmati sunset yang ditunggu-tunggu
disini.
Perjalanan
menuju ke homestay di Pulau Sebesi,
memang membuat kepala sempet kambuh
lagi. Ternyatanya efek vertigo masih kerasa sampai di daratan. Seakan-akan bumi
bergoyang. Cari pegangan!
Gara-gara
pusing saat snorkeling kemarin, hari
berikutnya yang jadwalnya snorkeling di
Lagoon Cabe, jadinya tak maksimal mengeksplor. Belum lagi ditambah berisikinya
mesin perahu disaat baru bangun tidur saat menuju Anak Gunung Krakatau sungguh
menambah penderitaan, jadi mual. Cuma sebentaran
saja terus naik lagi ke perahu. Padahal ikan-ikan disini indah berwarna-warni,
dengan aneka koral yang sangat bagus, sehat, dan amazing pastinya. Ajakan buat foto underwater-pun ditolak.
Asumsi
pribadi sih ada beberapa hal yang
menyebabkan bisa pusing begini.
Mungkin perjalanan jarak jauh dari Jakarta ke Krakatau yang beberapa kali gonta-ganti kendaraan. Dari dua kali
jalur darat hingga dua kali jalur laut pula. Dari kendaraan darat yang tenang,
hingga terombang-ambing di perahu. Mana
gitu, malam sebelumnya sempet
kurang tidur. Plus terlalu semangat
buat snorkeling. Sukses membaut
kepala jadi pusing!
***